Seiring berlalunya tanggal 25 juni 2013, Pare, Kampung
Inggris, semakin terasa istimewanya, keakraban kita sebagai teman dibumi hanguskan
karena kita semua bukan lagi teman tetapi saudara. Hari demi hari kita lalui bersama-sama tanpa
berpikir kita disini untuk apa, yah harusnya kita belajar berbahasa inggris
namun kegiatan itu diiringi dengan lingkungan kekeluargaan yang sangat hangat,
bagai matahari yang selalu menyinari bumi dua puluh empat jam.
Saya disana merasakan hidup sebagai traveler, liburan
pertama selama saya bertahan hidup dipare adalah menuju “Bromo”, tidak mahal,
hanya 150 ribu rupiah (duit orang tua nih). Malam keberangkatan ke bromo pun
tiba dimana teman-teman saya sibuk memperhatikan bawaan barang yang banyak,
namun saya dan teman saya fandi hanya membawa jaket dan topi, tak lupa dompet
juga pasti dong. Semua telah siap ! Let’s Goooo !!
Perjalanan malam terasa mengasyikkan, sejuknya udara malam
membuat nyaman raga ini. Jundi, nama orang ini muncul sebagai trending topic
pada ruang lingkup teman-teman saya, karena dia satu-satunya teman saya yang
melakukan aksi “Throw Up”. Yah begitulah hidup, perbedaan membawa segalanya
menjadi indah dan mencetak kenangan (mungkin tak indah bagi Jundi).
Bromo, dingin, terlalu dingin bagi daya tahan tubuh yang
lemah. Berjalan menuju spot sunrise bersama rombongan anak-anak Marvelous, eh
saya kebelet pipis tuh sama si Aji, terpaksa pipis dibalik mobil jeep (cuuurrrr,
merinding kedinginan). Selesei sudah ekskresi yang kita buang. Perjalanan pun dilanjutkan,
melangkahkan kaki dengan nafas yang terengah-engah (kekurangan oksigen), hingga
pada akhirnya kita semua berdiri dispot sunrise bromo. Suatu ketika kita
berfoto bersama dengan orang china (China dari Jakarta), hal ini menjadi konyol
bagiku, entah kekonyolan seperti apa bisa-bisanya foto bareng orang China tapi
dari Jakarta.
Masih banyak lagi cerita yang konyol dari pengalamanku di “spot
sunrise bromo”.
| COOL |
Savana, tujuan lanjutan setelah sunrise, hal ini terlihat
sangat indah dengan betapa luasnya padang rumput yang terhampar, tempat ini pernah saya temui di televisi (rumah teletubies) namun
lagi-lagi saya kebelet pipis bersama teman-teman yang lain, Guruh, Fandi,
Agung, hmmm siapa lagi yah ?? (maaf sedikit lupa).. hehe
Pipis berjamaah pun dilakukan dibalik semak-semak. Eh ada
orang boker tuh, tapi saya nggak tau jelasnya (cuma insting), lagian jongkok
sih. Oh savanaku kau begitu hijau dimataku begitu sejuk dimataku (huff, habis
pake obat mata rasa mint kali yah jadi sejuk). Kegiatan yang bisa dilakukan
disana hanya foto-foto dan menikmati pemandangan alam, yah ada pasangan sejoli “Take
Picture” by fotographer, lokasinya sih tepat tapi bagi saya dandanannya itu loh
yang bikin gigit jari, gelap mata sudah pandanganku (intermezzo).
Tunggu Episode Ke-3

Keceeeee. Good job!
BalasHapusthanks, lanjuuuttttkan perjuangann mennn !
BalasHapus